Wadah Pemuda Berhimpun

Eka Nada Shofa Alkhajar

Dimuat di Joglosemar, 3 Agustus 2011

Mantan Ketua Umum DPP KNPI (1978-1981), Akbar Tandjung, pernah mengatakan bahwa kehadiran KNPI mesti dilihat dalam konteks ini yaitu menumbuhkan solidaritas dalam kalangan generasi muda (pemuda) Indonesia. Solidaritas atas dasar kesamaan tujuan perjuangan untuk menegakkan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) (Walujo, et. al, Dialog: Indonesia Kini dan Esok, 1981: 35).

Sebagaimana visi pembentukan dan eksistensi KNPI adalah dimaksudkan sebagai wadah komunikasi, kebersamaan, kerja sama generasi muda dari berbagai latar belakang untuk menumbuhkan dan mengembangkan kader-kader negara dan bangsa yang mampu dan mau meletakkan loyalitas serta dedikasi utamanya kepada negara, melebihi terhadap kelompok dan golongan yang lebih kecil, kader-kader negara bangsa yang berwatak dan berjiwa nasional dengan wawasan ke depan.

Oleh karena itu, dapat dikatakan KNPI lahir karena suatu ide dasar berjangkauan strategis untuk kepentingan masa depan bangsa. Dengan adanya idealisme ini, KNPI hendaknya dapat mengembangkan dalam dirinya eksistensi sebagai suatu gerakan perjuangan. Sebagai suatu gerakan, maka kekuatan dasarnya bukan terletak pada tertib adminstrasi, tata kerja organisasi, hierarki kewenangan dan berbagai administratif organisasi lainnya. Hal-hal ini bukan utama, melainkan hanya bersifat pendukung bagi kelengkapan jalannya organisasi secara baik dan teratur tapi bukan satu jaminan yang pasti akan lancarnya organisasi secara harmonis, efektif dan produktif.

Kekuatan gerakan perjuangan sudah tentu akan diuji oleh seberapa jauh peranan yang dilakukan KNPI mampu bersentuhan dengan aspek realitas masyarakat dalam hal mampu memberikan sumbangsih solusi atas berbagai problematika yang ada.

Peranan KNPI ke Depan

Menilik geliat DPD KNPI Kota Surakarta akhir-akhir ini setidaknya menjadi sebuah optimisme untuk meruntuhkan stigma negatif KNPI yang ada selama ini. Apalagi nantinya hal ini dapat diikuti oleh KNPI di seluruh Indonesia dari berbagai tingkatan struktur baik itu Kota/Kabupaten, Propinsi sampai Pusat. Untuk itu, KNPI harus segera mengambil bagian dan posisi untuk turut membangun bangsa. Peran langsung dapat dilakukan KNPI semisal terjun pada penyelesaian permasalahan riil masyarakat dengan ikut serta menciptakan lapangan pekerjaan, mengadakan program pencerdasan maupun penambahan/keahlian keterampilan bagi masyarakat (pemuda), penguatan koperasi dalam masyarakat, memberikan alternatif kegiatan maupun pendidikan bagi muda-mudi sehingga dapat mencegah tindakan kriminalitas, dan sebagainya.

Sementara itu, peran tidak langsung dapat berupa sumbangan konsepsional maupun pikiran-pikiran, misalnya turut menggagas arah kebijakan daerah dengan cara melakukan pengkajian kritis serta membantu pemerintah daerah dalam menunjukkan berbagai masalah yang kurang mendapat perhatian namun sangat mendesak untuk dituntaskan serta memberi jalan keluar bagi pemecahan masalah yang ada. Tentu kita bersama tahu bahwa serba mahalnya akses pendidikan, tingkat pengangguran dan kemiskinan yang tinggi maupun rendahnya upah buruh menjadi problematika yang harus segera dicarikan solusinya.

Sebagai penutup tulisan ini, ada sebuah ungkapan yang hendaknya menjadi renungan bagi para pemuda bahwa “apabila pemuda tidak menjadi bagian dari penyelesaian masalah maka bisa jadi pemuda adalah bagian dari masalah itu sendiri”. Maju terus pemuda Indonesia!